PLASEENTA PREVIA
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau
tertanam pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri
internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan.
Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ
datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan
bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding
uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan
bayi.
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu:
- plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta,
- plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan
jalan lahir tertutup oleh plasenta,
- plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada
tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir,
- plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm
diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Etiologi atau penyebab plasenta previa belum jelas.
Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua
akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu
benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk
sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi atau sering melahirkan
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan
gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan
antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta
previa sampai kemudian dugaan itu salah.
ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.
Letak
plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke
atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian
atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang
lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa
tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal
dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta
diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml
tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada
jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan
sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast
sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma
jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh
darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.
INSIDENS
Insidens atau kejadian plasenta previa adalah satu dari 250 kehamilan. Insidens berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.
Insidens atau kejadian plasenta previa adalah satu dari 250 kehamilan. Insidens berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.
ETIOLOGI
DAN PATOFISIOLOGI
Penyebab
pasti plasenta previa belum diketahui. Kondisi yang multifaktorial telah
dipostulatkan berhubungan dengan multipara, gestasi berkali-kali, umur
kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan mungkin
merokok. Berbeda pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua
dan tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta
previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah
(kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang
telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena
vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa yang dikenal adalah
Klasifikasi plasenta previa yang dikenal adalah
1. Plasenta previa totalis : Ostium uteri interna tertutup sempurna
oleh plasenta
2. Plasenta previa parsial : Ostium uteri interna tertutup
sebagian oleh plasenta
3. Plasenta previa marginal : Tepi plasenta berada pada margin
ostium uteri interna
4. Plasenta letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen
bawah rahim dimana tepi plasenta tidak mencapai ostium uteri interna, tetapi
berdekatan dengan ostium tersebut.
Ciri-ciri
plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya
darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
10. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
11. Presentasi mungkin abnormal
Diagnosis
plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan:
1. Anamnesis
Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar:
Inspeksi (penglihatan):
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya
- Kalau telah bwrdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
(pucat)
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih
rendah
- Sering dijumpai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala,
biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas
pintu atas panggul
- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada
segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya
sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas operasi segera
tersedia.
Pemeriksaan dengan Alat:
- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri
eksernum
- Pemeriksaan USG:
a. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai
100 % identifikasi plasenta previa
b. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95
%
c. MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta
akreta, inkreta, dan plasenta perkreta.
DIAGNOSIS
BANDING
Diagnosis
banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa, laserasi
serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat
dilihat dengan inspekulo.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix.
Vasa
previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi
dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur
pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba
pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan
inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti
dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi,
khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput
ketuban pecah.
Cara
menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah Seksio sesarea
Prinsip
utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga
walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap
dilakukan.
Tujuan seksio sesarea :
Tujuan seksio sesarea :
1. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa
terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim
menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta
sering menjadi sumber perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan
serabut otot dengan korpus uteri.
2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks
uteri, jika janin dilahirkan pervagina.
.
PATAFISIOLOGI
Pendarahan
antepartum akibat plasenta previa terjadi
sejak kehamilan 10 minggu saat segmen bawah uterus membentuk dari mulai melebar
serta menipis, umumnya terjadi pada trismester ketiga karena segmen bawah
uterus lebih banyak mengalami perubahan pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan servik menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan
tidak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus
untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal. Segmen bawah uterus,
pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat di dinding uterus. Pada saat ini dimulai terjadi
perdarahan darah berwarna merah segar. (Mansjoer, 2002)
F.
TANDA DAN GEJALA
Menururt
FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
- Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
- Darah biasanya berwarna merah segar.
- Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
- Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
- Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
Faktor Predisposisi dan
Presipitasi
Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :
Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :
- Melebarnya pertumbuhan plasenta :
- Kehamilan kembar (gamelli).
- Tumbuh kembang plasenta tipis.
- Kurang suburnya endometrium :
- Malnutrisi ibu hamil.
- Melebarnya plasenta karena gamelli.
- Bekas seksio sesarea.
- Sering dijumpai pada grandemultipara.
- Terlambat implantasi :
- Endometrium fundus kurang subur.
- Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap untuk nidasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar