BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Seorang ibu yang berada pada periode
pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi.
Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi
dalam tiga fase:
Taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.
taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5 minggu.
Fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal.
Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi
tiga kategori yaitu postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi
pascapartum nonpsikosis, dan psikosis pascapartum.
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Postpartum blues merupakan gangguan suasana
hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres
dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi
anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit.
Keadaan ini sering disebut puerperium atau
trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada
depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah
persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues
atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang
sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
1.2
TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengetahui Asuhan
Kebidan Pada Ibu Nifas P1A0H0,3 hari post partum dengan post partum blues
b. Tujuan Khusus
·
Untuk mengetahui data subjektif
·
Untuk mengetahui data objektif
·
Untuk mengetahui assessment
·
Untuk mengetahui planning
1.3
MANFAAT
·
Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
·
Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1
PENGERTIAN POST PARTUM BLUES
Keadaan dimana ibu
merasa sedih berkaitan dengan
bayinya disebut baby blues.
Penyebabnya antara lain: perubahan
perasaan saat hamil, perubahan fisik dan emosional. Perubahan yang ibu alami
akan kembali secara perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya.
Postpartum blues dapat
terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in,
cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam
rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Postpartum blues
merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada
perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus
bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel,
pencemas, pemurungdan mudah sakit.
Keadaan ini sering
disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera
diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada
bulan pertama setelah persalinan. Post partum blues disebut
juga maternity blues atau
sindrom ibu baru. Keadaan ini merupakan hal yang serius, sehingga ibu
memerlukan dukungan
dan banyak istirahat.
2.2 PENYEBAB POSTPARTUM
BLUES
Penyebab pasti
terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak
faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
1.
Faktor hormonal yang berhubungan dengan
perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar
estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional
pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine
oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2.
Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3.
Pengalaman dalam proses kehamilan dan
persalinan.
4.
Latar belakang psikososial ibu
5.
Takut kehilangan bayinya atau kecewa
dengan bayinya.
2.3
Gejala Postpartum Blues
Gejala – gejala
postpartum blues tampak dari perubahan sikap seorang ibu yang baru melahirkan,
antara lain: mudah tersinggung (iritabilitas), menangis dengan tiba-tiba, cemas
yang berlebihan, mood yang labil, clouding of consciousness, gangguan selera
makan, merasa tidak bahagia, tidak mau bicara, mengalami gangguan tidur, tidak
bergairah khususnya terhadap hal-hal yang semula sangat diminatinya, sulit
berkonsentrasi dan membuat keputusan.
Keadaan ini merupakan
hal yang serius, sehingga ibu memerlukan dukungan
dan banyak istirahat. Adapun gejala
dari depresi
post
partum adalah:
- Sering menangis
- Sulit tidur
- Nafsu makan hilang
- Gelisah
- Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol
- Cemas atau kurang perhatian pada bayi
- Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
- Pikiran menakutkan mengenai bayi
- Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri
- Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
- Penurunan atau peningkatan berat badan
- Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar
2.4
Gambaran
Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Banyak factor yang dianggap
mendukung pada sindroma ini:
1.
Faktor hormonal yang terlalu rendah
2.
Faktor demografik yaitu umur dan parietas
3.
Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan
4.
Latar belakan psikososial yang bersangkutan
Cara mengatasinya adalah dengan
mempersiapkan persalinan dengan lebih baik, maksudnya disini tidak hanya
menekankan pada materi tapi yang lebih penting dari segi psikologi dan mental
ibu.
Pencegahannya dapat dilakukan
dengan:
1.
beristirahat ketika bayi tidur
2.
erolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3.
tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4.
bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5.
bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
6.
kempatan merawat bayi hanya dating satu kali
BAB III
ASKEB TEORI
3.1 Data Subjektif
I. Biodata
Nama Pasien : untuk mengetahui
identitas ibu
Umur : untuk
mengetahu berapa usia ibu
Agama : untuk mengetahui kepercayaan apa yang di anut oleh ibu
Pendidikan : untuk mengetahui
pendidikan terakhir ibu
Pekerjaan : untuk mengetahui
aktivitas sehari-hari ibu
Alamat : untuk mengetahui
di mana ibu tinggal
II. Keuhan Utama
Masalah yang
dirasakan oleh ibu dan menggangu kegiatan ibu sehari-hari
III. Data Kebidanan
a.
Haid
Menarche :
untuk mengetahui umur berapa ibu mendapatkan haid pertamanya
Siklus : untuk mengetahui berapa lama
siklus ibi haid sekarang sampai dating haid selanjutnya
Lamanya : untuk mengetahui berapa lama ibu
haid
Disminorhoe :
untuk menegtahui apakah ibu merasakan nyeri atau tidak pada saat haid
Teratur/tidak : untuk mengetahui apakah siklus haid ibu
datangnya teratur atau tidak
b.
Status
Perkawinan
Kawin :untuk
mengetahui apakah status perkawinan ibu( kawin atau tidak )
Usia kawin pertama : untuk mengetahui pada usia berapa ibu
kawin
Lamanya Perkawinan
dengan suami sekarang : untuk
mengetahui sudah berapa lama ibu kawin denngan suaminya sekarang
c.
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : untuk mengetahui apakah ibu punya
riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu,sehingga dapat mengetahui
masalah yang terjadi pada ibu dengan masalah post partum blues
3.2 DATA OBJEKTIF
I. Pemeriksaan Fisik
Keadaan : untuk mengetahui bagaimana keadaan
ibu,apakah ibu masih dapat berkomunikasi
dengan baik atau tidak
TD : untuk
mengetahui apakah tekanan darah ibu normal atau tidak
Nadi : untuk
mengetahui apakah nadi ibu normal atau tidak
BB : untuk mengetahui apakah berat badan ibu normal atau
tidak
Suhu : untuk mengetahui
apakah suhu tubuh ibu normal atau tidak
Lila :
untuk mengetahui apakah ibu menegalmi masalah gizi atau tidak
II. Pemeriksaan Obstetri
Darah
HB : untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak
III. Pemeriksaan Obstetri
- Inspeksi
1.
Kepala
Mata : untuk mengetahui
apakah konjungtiva ibu pucat atau tidak sehingga dapat mengetahui apakah ibu
mengalami anemia atau tidak
2.
Payudara
Puting
susu : untuk mengetahuia
apakah putting susu ibu menonjol atau tidak,kalau putting ibu tidak menonjol
ibu akan mengalami kesulitan dalam menyusi bayinya
Colostrum : untuk mengetahui apakah
kolostrum ibu sudah keluar,kalau sudah keluar apakah ibu telah memberikannya
pada bayinya
3.
Perut
Pembesaran : untuk mengetahui apakah perut
ibu sesuai involusio uteri
4.
Genetalia
Eksterna
Pengeluaran
vagina : utuk mengetahui apakah darah
yang keluar sesuai dengan jumlah darah normal atau tidak
Jenis
secret : untuk mengetahui
jenis cairan yang keluar dari vagina ibu apak bentuknya gumpalan atau encer
Warna : untuk mengetahui apa warna darah
yang keluar selama masa nifas
Bau :
untuk mengetahui apa bau darah yang keluar amis atau anyir
5.
Perineum :
untuk mengetahui apakah ada laserasi jalan lahir
- Palpasi
Tinggi fundus
: untuk mengetahui apakah terjadi sub involusi pada uterus
Kontraksi uterus :
untuk mengetahui apakah kontraksi uterus baik atau tidak
Konsistensi :
untuk mengetahui kuat atau lembek
C.ASSESMENT
Diagnosa : untuk menegakkan status pasien
Masalah : apa yang menjadi keluhan pasien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar